Kamis, 18 Juni 2009

Katak

amphibia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan darats selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki namun memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kainya berkembang, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.

Sebagian besar amphibian memilki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu :

§ Berkulit licin tidak bersisik

§ Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm

§ Fertilisasi secar eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembap sperti di bawah daun

§ Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.

Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander, dan ceacilia ada yang hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat. Namun, sebagian besar amphibian hidup di dekat air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibian terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan berikut ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaiman sistem peredaran darah pada katak?

2. Bagimana sistem pencernaan pada katak?

3. Bagaimana sistem pernapasan pada katak?

4. Bagaiman sistem ekskresi pada katak?

5. Bagaimana sistem saraf pada katak?

6. Bagaimana sistem indera pada katak?

7. Bagaimana reproduksi pada katak?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sistem peredaran darah pada katak

2. Mengetahui sistem pencernaan pada katak

3. Mengetahui sistem pernapasan pada katak

4. Mengetahui sistem ekskresi pada katak

5. Mengetahui sistem saraf pada katak

6. Mengetahui sistem indera pada katak

7. Mengetahui reproduksi pada katak

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapakan mampu memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi

2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Katak”

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Peredaran Darah Katak

Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.

Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.

Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.

Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katakmemiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. System peredaran limfe berperdan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.

2.2 Sistem Pencernaan Katak

Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.

2.3 Sistem Pernapasan Katak

Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak, berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pada stadium larva (berudu), hewan ini bernapas dengan insang luar. Insang luar berupa tiga pasang lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di sekeliling insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah dan berdar ke seluruh jaringan tubuh. Karbondioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh.

Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis yang elastis, dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada permukaan dinding dalamnya yang berguna untuk memperluas permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat kapiler-kapiler darah yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paruke jaringan-jaringan lain dan melepas karbon dioksida ke paru-paru.

Mekanisme pernapasan katak

Pada saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.

a. Inspirasi

Mula-mula tenggorokan bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini menyebabkan udara masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang hidung tertutup oleh diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang menyebabkan rongga mulut mengecil.

Dengan mengecilnya rongga mulut, udara terdorong masuk ke paru-paru. Di paru-paru, oksigen diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh.

b. Ekspirasi

Fase ini diawali dengan mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya otot perut, sehingga paru-paru menegcil dan udara terdorong ke rongga mulut. Sementara itu, celah tekak menutup sehingga terjadi kontraksi rahang bawah. Akibatnya, rongga mulut mengecil sehingga mendorong udara kaya oksigen.

Pernapsan dengan kulit berlangsung pada ampbibia sewaktu di darat dan di air. Kulit katak selalu basah agar dapat berfungsi sebagai alat pernapasan. Kulit katak sangat tipis, mengandung kapiler darah dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di bagian dermis dan di bawah kulit.

2.4 Sistem Ekskresi Katak

Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecoklat-coklatan. Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan sepasang saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.

2.5 Sistem Saraf Katak

Sistem saraf amphibia terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibian memiliki penglihatan yang baik.

2.6 Sistem Indera Katak

Mata amphibia, misalnya katak memiliki kelopak mata. Mata katak memiliki selaput tidur (membran niktitans) yang berfungsi melindungi mata dari gesekan ketika berda di air serta menjaga mata agar tetap lembap ketika berada di darat.

2.7 Sistem Reproduksi Katak

Kelompok amphibia, misalnya katak, merupak jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemuidan katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat opangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Soperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.

Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Katak termasuk dalam kelas amphibia

2. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.

3. Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka.

4. Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.

5. Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang.

6. Sistem saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah lebih berkembang sehingga memiliki penglihatan yang baik.

7. Reptil memiliki indera pembau yang tajam

8. Reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan perilaku ampleksus. Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang menjadi berudu dan mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.

BAKSO SAPI

BAKSO SAPI

Bakso adalah produk olahan daging atau ikan yang telah dihaluskan, diberi bumbu dan tepung lalu dibentui bulat. Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bakso daging sapi.

A. Penyediaan Bahan yang Diperlukan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan bakso meliputi :

1. Daging segar

Daging yang dipilih sebagai bahan baku utama bakso adalah daging yang masih segar yaitu daging sapi. Semakin segar daging, semakin baik mutu bakso yang dihasilkan. Jika memungkinkan dapat digunakan daging segar dari hewan yang baru dipotong atau disembelih. Jika tidak tersedia daging segar, diperlukan perlakuan khusus untuk tetap menghasilkan bakso bermutu tinggi.

Bagaimana mengetahui segar tidaknya suatu daging ?

Kita bisa menentukan daging itu segar atau tidak dengan cara mengamati cirri-ciri fisiknya, antara lain sebagai berikut.

a. Ciri-ciri daging sapi yang segar (segera setelah dipotong)

· Daging masih lemas, liat

· Warna masih cerah, cemerlang

· Aroma khas daging segar (netral)

b. Ciri-ciri daging yang tidak segar (fase rigor, 15 menit hingga 14 jam setelah dipotong)

· Daging menjadi kaku karena otot memendek

· Warna mulai redup walau masih cukup cemerlang

· Aroma makin berkembang

· Daging empuk

c. Ciri-ciri daging sapi yang rusak (fase post-rigor, lebih dari 14 jam setelah dipotong)

· Daging menjadi lemas kembali

· Tekstur semakin lembek

· Mulai berair

· Warna cokelat gelap kebiru-biruan

· Bau busuk

2. Tepung tapioka

Tepung tapioka dikenal juga dengan istilah tepung kanji, tepung sagu, atau tepung aci. Untuk menghasilkan bakso bermutu tinggi dan lezat diperlukan tepung tapioka dengan jumlah antara 10 % hingga 15 % dari berat dagingnya. Misalnya kita menyediakan 1 kilogram daging, maka tepung tapioka yang dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 ons hingga 1,5 ons saja.

Adapun bakso yang banyak dijual di pasaran dengan harga murah menggunakan takaran tepung tapioka hingga 40 % berat daging. Bakso seperti ini diduga rasa dan mutunya kurang baik.

3. Bumbu

Bumbu yang dibutuhkan adalah garam dapur, merica, bawang putih, dan bawang merah. Garam yang digunakan haruslah garam halus beryodium. Merica yang dipilih pun adalah merica yang halus dan bersih, tidak ada hitam. Adapun bawang putih dan bawang merah yang akan digunakan adalah yang bersih, mulus, dan dicuci terlebih dahulu.

4. Pengenyal Bakso

Pengenyal bakso yang disarankan oleh pakar teknologi pangan adalah Sodium Tripoli Fosfat (STF). STF ini dapat dibeli di took bahan kimia. STF ini aman bagi tubuh.

5. Air es atau es batu

Air es atau es batu berfungsi untuk membantu pembentukan adonan. Es yang paling baik adalah es yang dihasilkan dari depot es. Namun, jika tidak ada, air es dari kulkas pun dapat digunakan. Air es ini berguna untuk mempertahankan suhu adonan agar tetap stabil.

B. Penyediaan Alat yang Diperlukan

1. Pembuat / Pengaduk Adonan

Sebenarnya pembuatan adonan bakso dalam jumlah kecil bisa dilakukan. Alat paling sederhana adalah alat berupa mangkuk yang dilengkapi tuas pengaduk yang disusun horizontal didalamnya. Alat ini digerakkan dengan tangan. Untuk skala besar (pabrik bakso) alat yang digunakan adalah alat khusu yang disebut meet stirrer (mesin pengaduk adonan) yang digerakkan dengan motor listrik.

2. Penggiling Daging

Jika bakso yang dibuat jumlahnya relative sedikit (industri skala kecil), penggilingan daging yang digerakkan dengan tangan sudah cukup. Jika bakso diproduksi untuk skala besar, diperlukan mesin khusus yang digerakkan listrik.

3. Blender ( Alat Penggiling dan Penghalus)

Dipasaran banyak dijual merica bubuk dalam kemasan, baik dalam plastik, maupun botol. Namun tidak jarang bubuk merica yang sudah jadi tersebut berwarna putih bersih, sebaiknya pilih biji merica yang bersih. Kemudian, biji merica tersebut dihaluskan dengan alat penghalus merica (grinder).

4. Kompor atau Tungku Perebusan

Kompor berbakar bahan minyak, gas atau kayu bisa digunakan. Namun sebaiknya digunakan kompor atau tungku yang tidak akan mempengaruhi produk olahan (bakso) misalnya dari segi kebersihan dan aroma.

5. Panci Perebusan

Untuk merebus bakso sebaiknya digunakan panic perebusan dari aluminium atau stainless steel.

C. Penanganan Daging Segar

Jika daging sapi masih segar, daging dapat langsung diproses, yaitu digiling sampai lumat. Pilihlah daging yang tidak berlemak dan beruruat. Jika dalam daging terdapat urat dan lemak, pisahkan terlebih dahulu. Sebaiknya daging disimpan di lemari pendingain pada suhu 15° C (tahan hingga 24 jam) atau 20° C (tahan hingga 8 jam) atau dibekukan pada suhu -5° C (tahan 4 hari). Untuk menghasilkan bakso berkualitas dari daging yang tidak segar dapat diatasi dengan menambahkan Sodium Tripoli Fosfat (STF) dan garam dapur.

D. Pelumatan Daging

Terlebih dahulu daging segar dipisahkan urat dan lemaknya. Kemudian, agar mudah lumat, daging dipotong-potong kecil agar memudahkan penggilingan. Penggilingan dilakukan beberapa kali hingga serat terpisahkan semua dan daging benar-beanr lumat.

Untuk melumatkan daging bisa juga digunakan blender, namun harus disertai air es agar suhu daging tetap terjaga. Setelah lumat, daging siap diolah menjadi bakso.

E. Pembuatan Adonan

1. Daging yang sudah lumat dan bersih dimasukkan ke dalam baskom yang bersih.

2. Masukkan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan dan garam dapur beserta air es atau air dingin.

3. Tambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil dilumatkan hingga adonan tercampur rata.

4. Mengaduk adonan dapat menggunakan tangan, meat stirrer (mesin pengaduk adonan) atau mixer.

F. Pembuatan Bola-Bola Bakso

Setelah adonan tercampur rata, adonan siap dibentuk. Pembentukan bola-bola bakso dapat menggunkan tangan atau dengan mesin pencetak bakso. Ada beberapa cara membentuk bola-boal bakso.

1. Adonan diambil dengan sendok makan, lalu diputar-putar dengan tangan sehingga terbentuk bola bakso.

2. Adonan diambil segenggam, kemudian diremas-remas dan ditekan ke arah ibu jari. Adonan yang keluar dari ibu jari dan telunjuk membentuk bulatan. Bulatan ini diambil dengan sendok untuk selanjutnya direbus.

3. Jika menggunakan tangan, usahakan tangan menggunakan sarung tangan karet atau sarung tangan plastic yang bersih.

4. Usahakan ukurang bakso yang dibuat seragam (ukurannya sama besar).

G. Perebusan

Bola bakso yang sudah terbentuk langsung direbus dalam air mendidih kurang lebih 10 hingga 15 menit. Jika bakso sudah mengapung di permukaan air, tandanya bakso sudah matang. Jika demikian bakso segera diangkat, ditiriskan dan didinginkan pada suhu ruang.

H. Pengemasan

Jika bakso sudah cukup dingin, bakso dapat dikemas dalam plastic dan siap untuk dimanfaatkan.

Membuat Bakso Daging

Vertical Scroll: Bahan 1 kg daging sapi (bagian paha belakang) 1 butir putih telur 1 ons es serut 100 gram tepung tapioka atau tepung sagu 1 ½ sendok the garam 1 sendok the merica bubuk 8 siung bawang putih dihaluskan ½ sendok the sodium tripolifosfat


Cara Membuat

1. daging sapi dilumatkan dengan cara digiling dengan menggunakan alat penggiling daging, food processor, meat separator, atau blender. Ulangi beberap kali hingga daging lumat.

2. Jika menggunakan alat yang menggunakan listrik, tambahkan sedikit air es ke dalam daging agar tetap terjaga suhunya.

3. Setelah lumat, bahkan menyerupai pasta, masukkan daging ke dalam baskom. Sisihkan sebentar.

4. Campurkan jadi satu : putih telur, garam, merica bubuk, bwang putih, dan sodium tripolifosfat dalam mangkuk kecil. aduk hingga merata.

5. Masukkan bumbu yang sudah tecampur rata ke dalam baskom berisi daging yang sudah dilumatkan. Aduk hingga rata dengan menggunakan mixer atau meat stirrer. Tambahkan es serut ke dalamnya sambil terus diaduk.

6. Tambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit. Lakukan terus hingga adonan kalis. Adonan bakso siap dibentuk.

7. Bentuk bakso dengan menggunakan tangan. Caranya: ambil segenggam adonan daging. Kemudian, tekan kea rah ibu jari hingga adonan keluar dari sela ibu jari dan telunjuk membentuk bulatan. Ambil dengan menggunakan sendok, lalu masukkan ke dalam rebusan air. Masak selama 10 sampai 15 menit hingga bakso mengapung dipermukaan air.

8. Jika sydah mengapung, angkat bakso dari air rebusan. Kemudian, tiriskan dan dinginkan pada suhu ruang.

9. Jika sudah dingin, bakso daging sapi siap diolah atau dikemas.

TIPS DAN TRIK

SEPUTAR BAKSO

A. Agar Bakso Lezat, Kenyal, dan Gurih

Agar bakso yang kita buat berasa lezat, kenyal dan gurih, ada empat hal yang harus diperhatikan.

1. Gunakan daging yang berkualitas baik, tanpa lemat dan urat, dan menggilingnya sampai halus seperti pasta (bubur daging hasil diblender).

2. Gunakan STF untuk mengenyalkan bakso.

3. Tidak menggunakan monosodium glutamate (MSG) pada adonan, baik berupa vetsin atau bumbu penyedap lainnya.

4. Jika kita mengambil bakso dari lemari es, cucilah terlebih dahulu bakso tersebut dengan menggunakan air hangat sebelumdiolah menjadi masakan / hidangan.

B. Agar Bakso Tahan Lama

Agar bakso tahan lama, ada tiga hal yang harus diperhatikan.

1. jika kita membuatnya sendiri, pastikan ketika bakso matang, segeralah masukkan ke dalam kemasan (plastic rapat atau wada kedap udara). Setelah dingin, simpan di lemari es.

2. Jika disimpan di dalam lemari ea bagian pendingin daging (chiller), sebaiknya bakso disimpan dalam kantong plastic rapat atau dalam wadah tertutup. Bakso akan tahan selama 5 hari.

3. Jika disimpan dalam freezer, sebaiknya bakso disimpan dalam wadah plastic atau kantong plastic tebal dan tertutup rapat. Bakso akan tahan selama satu bulan bahkan lebih.

HASIL PERCOBAAN

BAKSO SAPI

Ukuran Bakso :

1. 8 cm

2. 6 cm

3. 4 cm

4. 3 cm

5. 1,5 cm